Yogyakarta – Dalam upaya memperkuat riset dan inovasi dalam pengelolaan lingkungan berbasis teknologi, Studio Pengelolaan Lingkungan Minat Studi Pengelolaan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) melakukan studi banding ke Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL) di Chiba University, Jepang. Studi ini menjadi bagian dari komitmen UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada poin 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim, poin 15 tentang Ekosistem Daratan, serta poin 17 terkait Kemitraan untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Laboratorium JMRSL, yang dipimpin oleh Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, dikenal sebagai pusat penelitian unggulan dalam penginderaan jauh berbasis radar mikro. Teknologi yang dikembangkan di laboratorium ini telah digunakan dalam berbagai proyek global untuk pemantauan perubahan lingkungan, mitigasi bencana, serta eksplorasi sumber daya alam secara berkelanjutan. Studi banding ini bertujuan untuk mempelajari sistem pengelolaan laboratorium, integrasi teknologi mutakhir, serta model pendanaan riset yang telah sukses diterapkan di JMRSL.
Mendorong Teknologi untuk SDGs dan Keberlanjutan Lingkungan
Dalam kunjungannya, tim SPs UGM menyoroti pentingnya teknologi penginderaan jauh seperti Synthetic Aperture Radar (SAR) dan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dalam mendukung pemantauan lingkungan secara akurat. Teknologi ini memungkinkan pemetaan wilayah terdampak bencana, pemantauan perubahan tutupan lahan, serta analisis degradasi lingkungan akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Dengan mengadopsi pendekatan berbasis data seperti yang diterapkan di JMRSL, Studio Pengelolaan Lingkungan MPL SPs, UGM berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan ekosistem daratan (SDG 13 dan SDG 15).
Saat ini, Studio Pengelolaan Lingkungan (MPL) UGM masih bergantung pada sistem berbasis GIS dan analisis data sekunder dalam pemantauan lingkungan. Studi banding ini menjadi momentum bagi Studio Pengelolaan Lingkungan MPL UGM SPs untuk memperkenalkan sistem berbasis big data dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) guna meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam analisis perubahan lingkungan.
Membangun Kemitraan Global untuk Riset Berkelanjutan (SDG 17)
Salah satu poin utama dalam studi banding ini adalah pembelajaran mengenai skema pendanaan penelitian berbasis proyek yang diterapkan di JMRSL. Laboratorium ini mendapatkan pendanaan dari berbagai lembaga internasional seperti Japan Society for the Promotion of Science (JSPS), National Aeronautics and Space Administration (NASA), serta European Space Agency (ESA). Dengan pendekatan ini, JMRSL mampu terus mengembangkan teknologi inovatif tanpa bergantung pada anggaran universitas.
Melihat keberhasilan model ini, Studio Pengelolaan Lingkungan Lingkungan, MPL SPs UGM berencana untuk memperluas sumber pendanaan penelitian dengan mengajukan hibah ke lembaga internasional serta membangun kemitraan dengan sektor industri dan swasta. Pendekatan ini selaras dengan SDG 17, yang menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan global dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Tak hanya pada aspek pendanaan, kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama akademik dan riset internasional. JMRSL telah menjalin kemitraan dengan universitas dan lembaga penelitian dunia seperti Kyoto University, University of Tokyo, hingga Massachusetts Institute of Technology (MIT). Model kerja sama ini memungkinkan mahasiswa dan peneliti untuk berpartisipasi dalam proyek riset berskala global, sekaligus meningkatkan kapasitas akademik dan transfer teknologi ke Indonesia.
Langkah Strategis MPL UGM untuk Masa Depan
Sebagai tindak lanjut dari benchmarking ini, Studio Pengelolaan Lingkungan MPL SPs UGM telah menyusun rencana pengembangan Studio Pengelolaan Lingkungan MPL UGM yang berorientasi pada inovasi dan keberlanjutan lingkungan. Dalam jangka pendek, membangun kerja sama akademik internasional, serta mengembangkan sistem pemantauan berbasis Citra Satelit, UAV dan radar.
Dalam jangka menengah, fokus utama diarahkan pada penguatan pusat pemrosesan data berbasis AI dan cloud computing, pengajuan hibah riset ke lembaga internasional, serta peningkatan kerja sama dengan industri berbasis teknologi lingkungan. Sementara dalam jangka panjang, menargetkan Studio Pengelolaan Lingkungan MPL menjadi pusat riset unggulan dalam pemantauan dan pengelolaan lingkungan berbasis teknologi penginderaan jauh di Indonesia.
Ketua Minat Studi MPL Sekolah Pascasarjana UGM Bapak Dr. Langgeng Wahyu Santosa., M.Si menegaskan bahwa hasil dari studi banding ini akan menjadi referensi penting bagi pengembangan Studio Pengelolaan Lingkungan MPL UGM agar lebih inovatif, adaptif, dan berdaya saing global dalam riset lingkungan, Dengan adanya studi banding ini, diharapkan UGM semakin berkontribusi dalam pencapaian SDGs melalui inovasi teknologi dan riset lingkungan yang berkelanjutan, demi masa depan bumi yang lebih baik.